(Business Lounge Journal – News and Insight)
Mercer baru saja mengeluarkan 2022 Cost of Living Survey yang mengukur seberapa besar biaya hidup untuk expatriates di kota-kota di dunia. Beberapa hal yang sangat memengaruhi hasil survei saat ini tentu saja pandemi Covid-19, konflik di Ukraina, inflasi yang meroket dan volatilitas mata. Sehingga kita dapat mengidentifikasi apa kota termahal juga apa kota termurah bagi para ekspatriat.
Hasilnya? Biaya hidup di Hong Kong, Zurich, juga Jenewa adalah paling mahal daripada di tempat lain di planet ini.
Dalam laporan tahunan ini, Hong Kong telah menduduki peringkat pertama untuk keempat kalinya dalam lima tahun sebagai kota termahal di dunia untuk ekspatriat, diikuti oleh empat kota Swiss: Zurich, Jenewa, Basel dan Bern. Sedangkan kota-kota termahal di Amerika, seperti New York City ada di peringkat ke-7, Los Angeles (17), San Francisco (19), Honolulu (20), dan Washington (29).
Lalu bagaimana dengan kota yang paling bersahabat untuk para expatriate? Pertama adalah Ankara di Turki (peringkat 227), Bishkek di Kyrgyzstan (peringkat 226), dan Dushanbe di Tajikistan (peringkat 225). Lalu bagaimana dengan Jakarta? Jakarta menduduki peringkat ke -151 dari 227 peringkat yang ada. Sebagai perbandingan lainnya: Kuala Lumpur, Malaysia berada di peringkat 181; Manila, Filipina berada di peringkat 122, Hanoi, Vietnam berada di peringkat 150, dan Singapura berada di peringkat ke-8.
Jika Anda sedang berminat mencari pekerjaan di Eropa dan mencari kota yang lebih murah untuk ditinggali, maka kota-kota di Eropa Timur bisa menjadi alternatif bagi Anda. Seperti Tbilisi di Georgia, Sarajevo di Bosnia-Herzegovina, atau Skopje di Makedonia Utara.
Ibu kota Denmark, Kopenhagen, adalah kota paling mahal untuk ekspatriat di Nordik, peringkat ke-11 secara global, sedangkan ibu kota Swedia Stockholm adalah yang paling terjangkau, turun ke posisi ke-87 pada tahun 2022.

Bagaimana biaya hidup memengaruhi kualitas hidup?
Menariknya, dua kota termahal di dunia untuk ekspatriat, Zurich dan Jenewa, juga masuk dalam lima besar Global Liveability Index, sebuah laporan tahunan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) yang mengevaluasi kota mana di seluruh dunia yang menawarkan kondisi kehidupan terbaik. .
Mercer juga menganalisis korelasi antara Indeks Biaya Hidup dan Indeks Kualitas Hidup mereka sendiri untuk daftar kota-kota global yang dipilih.
Lokasi beruntung dengan biaya hidup terendah tetapi kualitas hidup tertinggi adalah Vancouver dan Toronto di Kanada, Stockholm di Swedia, Lisbon di Portugal dan Frankfurt di Jerman. Di sisi lain, Hong Kong ditemukan memiliki biaya hidup tertinggi tetapi kualitas hidup lebih rendah daripada banyak kota lainnya. Laporan Mercer juga menyimpulkan bahwa lokasi dengan biaya hidup dan kualitas hidup yang lebih tinggi cenderung memiliki peringkat lebih tinggi untuk ramah lingkungan.
Bagaimana indeks biaya hidup dihitung
Cost of Living city oleh Mercer didasarkan pada penelitian kelompok, yang dilakukan dua kali setahun dan mencakup lebih dari 400 kota di seluruh dunia. Survei tersebut menyoroti indikator ekonomi utama seperti fluktuasi mata uang, inflasi biaya, dan ketidakstabilan harga akomodasi. Hal ini juga mencerminkan harga lebih dari 200 item dari kategori seperti utilitas perumahan, perawatan pribadi, rekreasi dan hiburan, transportasi, alkohol, dan tembakau.
Krisis biaya hidup
Seperti telah dibahas di atas bahwa ada banyak hal yang selama dua tahun terakhir ini memengaruhi 2022 cost of living report terutama pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina, yang telah memicu melonjaknya inflasi dan volatilitas di pasar.
Inflasi tahunan di 19 negara zona euro mencapai rekor 8,6 persen pada Juni, melonjak melewati 8,1 persen yang tercatat pada Mei, menurut angka terbaru yang diterbitkan Jumat oleh Eurostat, badan statistik Uni Eropa.
Baca juga: Anda akan Dipermudah jika mau Bekerja Remote dari Sebelas Negara ini