Teknologi Canggih Hadirkan Hujan Indoor Tanpa Membuat Basah

(Business Lounge – Art) Random International menghadirkan Rain Room untuk pertama kalinya di Asia, di YUZ Museum di Shanghai, Tiongkok pada Selasa lalu (1/9). Rain Room merupakan sebuah instalasi interaktif yang menghadirkan hujan di dalam ruangan namun tidak membuat menjadi basah. Benar-benar air yang dicurahkan lengkap dengan suara gemiricik derasnya hujan dan butiran air yang turun hingga ke dasar ruangan dari langit-langit dan membasahi dasar ruangan. Penerangan yang hanya berasal dari sebuah lampu membuat suasana seakan hujan deras pada malam hari.

Biasanya semua pengunjung akan ragu untuk melangkah memasuki ruangan tersebut karena kuatir akan menjadi basah, tetapi kecanggihan teknologi telah membuat curahan hujan akan berhenti secara otomatis tepat di sekitar si pengunjung saat ia mulai melangkah masuk. Tetapi apabila pengunjung berjalan terlalu cepat, dapat mengalami basahan air.

Flickr - Rain Room  - Joao Pereira

“Anda mengalami bagaimana rasanya dikontrol oleh cuaca,” demikian dikatakan Hannes Kochsa salah satu desainer, seperti dilansir oleh media Wallpaper. “Karena jika Anda berjalan sedikit terlalu cepat, Anda basah kuyup. Anda tidak dapat melebihi gravitasi, Anda tidak dapat keluar melakukan itu. Anda mengalami kehilangan kontrol; Anda akan keluar dari kontrol teknologi. Jika ada pemadaman listrik, Anda akan basah kuyup; jika sensor tidak mendeteksi Anda, Anda juga akan menjadi basah.”

Teknologilah yang membuat Rain Room dapat mendeteksi gerakan pengunjung dan kemudian memulai dan menghentikan air di atas mereka. Sebuah karya seni yang menarik yang menggabungkan beberapa unsur sekaligus, baik  kreativitas, budaya, alam, teknologi, dan seni.

Dengan sengaja dihadirkan di Shanghai untuk membawa pesan lingkungan oleh karena kota tersebut adalah salah satu kota yang paling tercemar di dunia. Seolah ingin menyampaikan bahwa walau bagaimana pun teknologi tidak dapat mengontrol cuaca. “Rain Room is not a funhouse,” demikian dijelaskan Chief Curator Klaus Biesenbach. “INi merupakan paradigma untuk teknologi kita dan bagaimana fragile-nya kita pada saat ini. Kita berpikir bahwa kita dapat mengendalikan cuaca, masa depan, unsur-unsurnya, tetapi kita tidak dapat.”

Random International memang sangat dikenal dengan pendekatan yang unik untuk seni kontemporer berbasis digital dan interaksi dengan penonton. Sebuah kelompok seni Inggris-Jerman yang berbasin di London dan yang sebelumnya juga telah menghadirkan Rain Room di Barbican Center di London dan Museum of Modern Art di New York, dan kehadirannya cukup menghebohkan masyarakat. Namun Rain Room di Shanghai lebih besar 50% dibandingkan Rain Room lainnya membuat instalasi ini menjadi sebuah exhibition terbesar di antara exhibition sejenisnya di dunia.

Rain Room di Shanghai akan dapat dikunjungi di Shanghai hingga 31 Desember tahun ini.Sedangkan awal tahun 2016, instalasi ini akan dipindahkan ke Beijing untuk kemudian menjalani rangkaian tur di seluruh Asia.

Banyak orang mengunjungi tempat ini untuk dapat merasakan sensasi hujan deras yang tidak akan membasahi pengunjung sekaligus mengabadikan dirinya yang berada di bawah derasnya hujan.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : youtube, flickr – Joao Pereira

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x