Crematology: Espresso, Wi-Fi, & Plugs

Crematology

(Business Lounge – Entrepreneurial News) Ada tiga faktor yang selalu menjadi pertanyaan warga Jakarta ketika mereka mampir ke coffee shop. “Password wi-fi nya apa ?”, “Ada tempat colok buat charger nggak ?” dan “Kopinya enak ?”. Seringkali satu atau dua dari kebutuhan ini gagal ditemui oleh para customer di Jakarta. Mengamati kelemahan ini, Elliot Davernas, Magnus Ericsson, dan Alexis Purnama memiliki ide untuk mendirikan sebuah coffee shop yang dapat mengakomodir ketiga keinginan utama warga Jakarta untuk wi-fi cepat, tempat charger-an yang banyak, dan coffee culture dapat dipenuhi sekaligus. Suatu tantangan bagi kebanyakan coffee shop di Jakarta.

photo 111

“Nama Crematology berasal dari kata ‘Crema’ yang berarti sebuah keadaan ketika layer atas espresso terbentuk sempurna, dan ‘Ology’ yang merupakan term untuk branch of knowledge,” ujar Ëlliot yang sudah 3 tahun berdomisili di Indonesia. Kepada businesslounge.co Vibiz Media Network, pria yang pernah lama menjadi country manager di sebuah institut bahasa ternama di Indonesia ini bersedia berbagi pengalaman berbisnisnya.

 “Crematology bertujuan untuk menghadirkan ketiga faktor utama ini, good coffee, strong wi-fi, dan tersedianya socket di setiap bangku,” tutur Alexis yang akrab dipanggil Alex.

Di Swedia, negeri asal “Elliot & Magnus”, budaya minum kopi hingga empat kali sehari adalah suatu yang lumrah. Oleh karena itu, membuka tempat kopi di Jakarta tidak menjadi kesulitan, mengingat Indonesia merupakan produsen kopi keempat terbesar di dunia.

“Lucunya, kebanyakan kopi produksi dalam negeri justru malah lebih banyak dikonsumsi oleh luar negeri daripada dalam negeri,” jelas Elliot. Karena itulah Crematology juga dengan gencar mempromosikan biji kopi hasil produksi petani Indonesia yang sebenarnya merupakan primadona ekspor Indonesia seperti Toraja, Papua, Bali, dan Jawa Timur.

Biji kopi berkualitas ini juga kemudian yang menjadi faktor bagi Crematology untuk menjadi ajang berkumpul para coffee enthusiast di seluruh Jakarta. Demi memanjakan para coffee enthusiast, tidak tanggung-tanggung Crematology menyajikan biji kopi yang berbeda-beda tiap bulannya dengan cita rasa dan aftertaste yang berbeda-beda pula. Bagi para coffee enthusiast, kopi racikan Crematology memiliki rasa yang lebih spesial daripada kopi yang sering kali dijual di mall.

photo 5

“Saya lebih suka kopi di Crematology karena konsistensi kopinya pas,” aku Michael, salah satu pelanggan yang biasa menyambangi tempat ini dua kali seminggu walau sekedar untuk meminum kopi ataupun bekerja. “Kantor saya ada di daerah Tanjung Duren, tapi saya suka ke sini untuk bekerja,” ujarnya lagi.

photo 4

Selain coffee enthusiast, wi-fi yang cepat juga menjadi daya tarik bagi para orang kantoran yang berkantor di sekitar wilayah Senopati. Tidak asing untuk melihat banyak kegiatan business meeting di Crematology pada weekdays. Namun, design yang cozy di Crematology telah menarik para weekenders untuk menghabiskan akhir pekan mereka di sini. Demi untuk mempromosikan tempat ini, Crematology bahkan juga memperkerjakan fotografer professional. Salah satu bentuk promosi yang dilakukannya melalui media Instagram, yang sekarang menjadi tren sosial media berbasis foto yang banyak digandrungi masyarakat Jakarta.

photo 11

Ketika ditanya apa rencana mereka untuk masa depan, Alex mengungkapkan bahwa mereka ingin membuka cabang-cabang baru untuk Crematology

“Untuk sekarang, kami belum aim untuk franchise. Kami ingin mempertahankan coffee culture dan teknik pembuatan kopi yang sudah kami establish di sini. Kami ingin setiap cabang baru nantinya tidak mengurangi kualitas yang sudah ada. Mungkin kami lebih mencari individu yang like-minded ya,” tukasnya.

photo 10

Business Model: Loyalty Business Model.

Dapat terlihat dari strategi Crematology yang menolak system franchising karena ingin mempertahankan coffee culture yang sudah dibangun. Dengan demikian, terciptalah pengunjung tetap yang memiliki loyalitas tinggi.

Keuntungan dari strategi ini menurut Buchanan and Giles (1990) adalah pengunjung tetap akan lebih mudah memberikan promosi gratis melalui word of mouth, memiliki loyalitas terhadap perusahaan dan lebih mudah tertarik untuk membeli barang yang ditawarkan walaupun dengan harga / margin yang lebih tinggi.

Why it works?

Crematology berhasil mendefiniskan keinginan dan tujuan bisnis mereka, dan juga mengerti akan kebutuhan rata-rata pengunjung coffee shop akan wi-fi yang cepat dan soket elekstronik. Dan tindakan memperkerjakan Fotografer Professional untuk mempromosikan Crematology melalui sosial media Instagram, merupakan tindakan yang tepat mengingat socmed sangat dibutuhkan didalam menarik perhatian potential customer. Apalagi, metode ini sedang ramai dipakai oleh berbagai pemilik cafe dan coffee shop di kota-kota metropolitan di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Michael Judah/VMN/BL

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x