(Business Lounge – Business Today) Beberapa pesawat Boeing 787 Dreamliner dilaporkan mengalami sejumlah retakan seukuran rambut pada saat masa produksi. Seorang juru bicara Boeing mengatakan, retakan ditemukan di bagian sayap yang dibuat oleh Mitsubishi Heavy Industries dari Jepang.
Sekalipun ditemukan adanya keretakan tersebut Boeing mengatakan yakin bahwa kondisi tersebut tidak ditemukan pada armada pesawat yang sudah digunakan para maskapai penerbangan.
Boeing telah diberitahu oleh Mitsubishi Heavy Industries bahwa ada perubahan dalam proses produksi yang mungkin telah menyebabkan adanya keretakan seukuran rambut pada tulang rusuk sayap Dreamliner 787. Keretakan kecil ini hanya ada dalam jumlah terbatas pada pesawat yang masih dalam masa produksi.
Sebagai pihak yang dipersalahkan, Mitsubishi Heavy Industries hingga sekarang masih belum bersedia memberikan komentar. Namun, seperti yang dilansir Japan Today Boeing mengatakan pihaknya sudah menyelesaikan inspeksi terhadap sekitar 40 pesawat yang berpotensi terkena dampak keretakan itu.
Akibat masalah ini pula, Boeing mengaku akan melakukan penundaan pengiriman pesawat pasca inspeksi dan perbaikan pada pesawat yang sudah mengalami masalah keretakan tersebut.
Boeing berharap penundaan itu tidak berdampak pada keseluruhan pengiriman 787 Dreamliner tahun ini yang berjumlah 110 pengiriman. Namun masalah ini pasti akan memiliki dampak material terhadap pendapatan mereka.
Masalah keretakan sayap bukanlah yang pertama kali dialami 787 Dreamliner. Sebelumnya, pesawat berteknologi tinggi ini sudah pernah mengalami masalah tahun lalu.
Pada saat diluncurkan Boeing mengklaim 50 persen bodi 787 Dreamliner dibuat menggunakan material komposit ringan, sehingga bisa menghemat 20 persen penggunaan bahan bakar daripada pesawat yang ada saat ini.
Boeing sendiri menggunakan banyak perusahaan asing untuk menjadi pemasok komponen Dreamliner yang dirakit di pabrik di Seattle dan North Charleston.
“Kami akan terus menggenjot produksi pesawat twin-aisle, dan mulai mengoperasikan pesawat itu pada bulan September 2011 melalui maskapai Jepang All Nippon Airways,” ujar juru bicara Boeing.
Pada bulan Januari, Boeing meluncurkan pesawat 787 Dreamliner pertama. Boeing juga menargetkan bisa menyelesaikan 10 pesawat 787 Dreamliner per bulan, itu adalah tingkat produksi tertinggi yang pernah ada untuk sebuah pesawat twin-aisle.
Jumlah produksi itu merupakan kenaikan tingkat produksi ketiga yang dicatat hanya dalam waktu satu tahun. Boeing sendiri sudah menerima pesanan lebih dari 1.000 pesawat 787 Dreamliner dari 60 pelanggan di seluruh dunia.
Joel/Journalist?VM/BL-japantoday
Editor : Jul Allens
Pic : 99op.tumblr.com