Perilaku Sumber Daya Manusia dalam Era Kebebasan Demokrasi

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Berbicara mengenai kebebasan demokrasi pada hakekatnya adalah kebebasan memberikan ide, pendapat, dan gagasan untuk tujuan kemajuan, perbaikan, serta inovasi masa depan. Namun akhir-akhir ini arti demokrasi menjadi simpang siur dan bahkan jauh dari makna yang seharusnya.

Demokrasi saat ini banyak yang lebih condong berisi muatan-muatan negatif yang ujungnya berakibat merusak suatu hubungan dan tidak jarang menimbulkan kerugian yang besar. Hal seperti ini tidak boleh dibiarkan terjadi di lingkungan perusahaan kita. Manajemen dan karyawan harus benar-benar memahami dan sepakat menjunjung makna demokrasi yang sesungguhnya. Budaya demokrasi di satu sisi tidak dapat dihilangkan, karena hal ini bisa menjadi bom waktu yang justru akan mengakibatkan dampak yang lebih buruk bagi perusahaan.

Budaya demokrasi positif harus dibangun sedini mungkin dan terus menerus dikumandangkan kepada karyawan terutama bagi setiap karyawan yang baru bergabung dalam perusahaan. Pokok utama dalam membangun budaya ini adalah perilaku demokrasi dari seluruh karyawan dalam perusahaan. Lakukan strategi untuk membentuk perilaku positif dalam berdemokrasi.

Beberapa hal yang perlu ditanamkan pada karyawan dalam rangka membentuk perilaku positif berdemokrasi adalah:

1. Tujuan demokrasi
Tentukan tujuan yang jelas dari budaya demokrasi yang diharapkan oleh perusahaan. Sosialisasikan hal ini kepada setiap karyawan dan pastikan bahwa karyawan sudah mengetahui dan memahami tujuan ini.

2. Tentukan pokok-pokok sasaran yang menjadi subyek dari tujuan demokrasi.
Hal ini sangat penting agar arah demokrasi tetap ada dikoridor yang tepat dan tidak menyimpang.

3. Tentukan cara yang digunakan dalam menjalankan budaya demokrasi positif. Bisa dibuatkan alur proses suatu ide atau gagasan dari karyawan untuk disampaikan.

4. Adakan sarana pertemuan dengan karyawan atau perwakilannya secara rutin untuk bersama-sama membahas ide atau gagasan yang ada sebagai agenda bahasan. Untuk ini, bisa dijadwalkan secara rutin satu bulan satu kali misalnya.

5. Gunakan kesempatan ini untuk memberikan apresiasi atas perilaku positif karyawan yang menunjukkan keteladanan. Hal ini sangat penting untuk mendorong karyawan lainnya membangun perilaku yang sama.

Strategi ini harus dibuat semenarik mungkin agar karyawan termotivasi untuk membangun dan memiliki perilaku demokrasi ini dengan senang, tanpa merasa didoktrinisasi oleh perusahaan. Ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan untuk menemukan ide-ide cemerlang demi kemajuan perusahaan. Sebaliknya, karyawan akan merasa bangga dengan budaya yang sangat baik yang diperolehnya selama bekerja di perusahaan.

 

Melva Emsy Simalango/VMN/BL/Partner in Management and Technology Services, Vibiz Consulting Group