(Business Lounge Journal – Medicine)
Rata-rata teman saya yang kurus pada masa remajanya, setelah menikah dan menjadi ibu mengalami kenaikan berat badan cukup lumayan. Ada yang naik 10 kg, 20 kg, bahkan 30 kg. Para Bapak juga tidak kalah seru, semakin jaya hidupnya semakin “maju” perutnya.
Obesitas terjadi ketika Body Mass Index (BMI) lebih dari 30. BMI adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan. Sehingga juga dapat dikatakan bahwa faktor keturunan juga berperan pada kasus-kasus obesitas.
Ayo kita hitung berapa BMI kita. Rumusnya: BB (Berat Badan)/ TB (Tinggi Badan2). Untuk orang Asia sebenarnya standarnya dibawah orang Amerika. Sebagai informasi, Amerika kini termasuk negara yang tingkat obesitasnya tinggi.
Kalau bicara kegemukan maka selalu dekat dengan diabetes, hiperkolesterol, PJK (Penyakit Jantung Koroner) atau banyak penyakit lainnya yang saya rasa sudah banyak diketahui. Tetapi penting mbagi saya untuk membahas bahwa ada 15 penyakit terkait obesitas atau kegemukan. Wah, ngeri juga ya.. Mari kita lihat apa saja penyakit yang disebabkan obesitas.
- Diabetes, kadar gula darah meningkat
- Hiperkolesterolemia, kadar lemak dalam darah meningkat
- Dementia & Alzheimer
- Osteoarthritis, radang sendi
- Hipertensi, tekanan darah tinggi
- Gout, pembengkakan sendi akibat kadar asam urat yang berlebih pada tubuh
- Sleep Apnea, gangguan pernafasan saat tidur
- Durasi Tidur Memendek
- Asma
- Batu Empedu
- Penyakit Jantung Koroner
- Stroke
- Gangguan Hormonal baik pada pria maupun wanita yang dapat berdampak pada nafsu makan, tingkat kesuburan
- Poly Cystic Ovary Syndrome (PCOS) juga adalah salah satu gangguan hormonal dimana tubuh wanita memproduksi hormon laki-laki (androgen) secara berlebihan
- Gangguan Psikologis/Stress
Jika Anda sedang menuju ke obesitas, bersegeralah untuk melakukan diet rendah kalori yang merupakan satu-satunya jalan keluar. Namun untuk melakukannya, saya sarankan untuk Anda dapat berkonsultasi lebih dulu dengan dokter. Mengapa? Karena diet memiliki dua sisi, bisa menguntungkan tetapi sebaliknya juga dapat membuat Anda kembali dengan cepat ke berat badan Anda sebelumnya bahkan bertambah. Pernahkan sudah mencoba diet ketat namun berat badan Anda bukannya turun malah naik. Membingungkan bukan?
Diet penurunan berat badan menyebabkan respon biologis tubuh yang bertahan jangka panjang dan mempengaruhi keseimbangan energi. Ketika seseorang kehilangan berat badan, tubuh berpikir kita sedang kelaparan dan akibatnya tubuh menghemat energi sehingga mengurangi pembakaran kalori. Selain itu ada perubahan jangka panjang dalam regulator nafsu makan yang meningkatkan keinginan untuk makan dan jumlah makanan yang dapat dikonsumsi. Hal ini mendukung keseimbangan energi positif dan akhirnya malah bertambah berat badan bahkan lebih tinggi dari sebelumnya.
Respon biologis lainnya dalam berdiet adalah terjadinya perubahan dalam metabolisme lemak yang mengurangi kemampuan tubuh untuk membakar lemak dan meningkatkan kapasitas untuk lemak untuk disimpan di depot adiposa (depot penyimpanan lemak). Dengan diet penurunan berat badan pembakaran tubuh berkurang sekitar 50 persen. Selain itu, tubuh membakar sangat sedikit bahan bakar selama aktivitas kita rendah seperti berjalan, membersihkan rumah, menyiapkan makan malam, atau bekerja pada komputer. Akhirnya diet membuat kapasitas depot lemak malah meningkat untuk menyimpan bahkan lebih banyak lemak daripada sebelum diet dan lemak tetap terakumulasi bahkan saat tidak makan berlebihan.
Olahraga tetap diperlukan untuk membuat berat badan turun. Jangan lewatkan olahraga Anda paling tidak 30 menit sebanyak 3 kali seminggu. Kalau bisa hidup sehat mengapa tidak?
Ayo hidup sehat mulai sekarang!
Vera Herlina/VMN/BL/CEO of Management and Soft Skill Academies, Vibiz Consulting Group.