Berdamai dengan Perubahan

(Business Lounge Journal – General Management) Di era digital ini, banyak fakta menunjukan bahwa pola berbisnis yang lama memerlukan adjustment. Bisnis konvensional perlu memperhatikan dunia maya yang sekarang semakin nyata perkembangannya. Dalam empat tahun terakhir ini, bisnis e-commerce menunjukan pertumbuhan hingga 500 persen. Gojek yang mulai dengan modal awal 5 miliar rupiah setelah berjalan selama 4 tahun sekarang valuasinya sudah 5.6 triliun rupiah. Uber Taxi baru 5 tahun sudah berada di 50 negara dan valuasinya sudah mencapai 51 miliar dolar Amerika. Alibaba.com pada waktu melakukan IPO mendapatkan  dana 26 miliar dolar Amerika, saat ini valuasinya sudah mencapai 225 miliar dolar Amerika. Laman Alibaba dikunjungi tiap hari sekitar 100 juta visitor dengan conversion rate 6 persen.

Semua fenomena ini menunjukan kebangkitan bisnis model e-commerce yang juga terjadi di Indonesia. Orang Indonesia sekarang ini khususnya yang di daerah perkotaan menghabiskan waktu 5-6 jam di dunia maya. Di Indonesia ada 100 juta orang yang online via Facebook, google, dan youtube. Sudah menjadi bagian dari masyarakat bisnis online seperti: www.olx.co.id, www.lazada.com, www.zalora.com, www.traveloka.com, www.bukalapak.com, www.tokopedia.com, www.blibli.com, www.loketnesia.com, atau www.promonesia.com.

Kebangkitan e-commerce ini menciptakan perang dengan bisnis secara konvensional yang belum menggunakan dunia maya sebagai tempat untuk mendapatkan pelanggan. Banyak perusahaan taksi sekarang berhadapan dengan taksi yang menggunakan applikasi. Media cetak berhadapan dengan media online yang menawarakan berita dengan cepat. Para travel agent berhadapan dengan penjual tiket dan hotel secara online. Penjual lemari, pakaian, barang-barang tidak bisa mengelakan persaingan yang terjadi dengan mereka yang sangat agresif menawarkan barang dagangannya ke dunia maya. Hingga perbaikan rumah, membetulkan air pompa, semuanya terhubung melalui dunia maya ini.

Apakah yang harus dilakukan agar para pebisnis tidak ketinggalan dengan perkembangan ini? Jawabannya berdamailah dengan perubahan, jangan melawannya. Pertumbuhan yang baik dari e-commerce ini merupakan keuntungan bagi pengusaha konvesional untuk mengikutinya. Kebanyakan pengusaha e-commerce memulai tanpa memiliki merek yang kuat dan keunggulan ini bisa digunakan oleh pengusaha konvensional. Menggunakan merek yang dimiliki akan merebut hati para pelanggan, bila cara pelayanan pelanggan diubah secara online. Pengusaha konvensional juga memiliki jaringan yang besar sebelum para pengusaha e-commerce masuk ke dalam pasar. Jaringan merupakan kekayaan yang besar yang bisa digunakan untuk berlari mendahului para pebisnis e-commerce.

Saya mengusulkan supaya para pebisnis mulai duduk bersama para eksekutif perusahaan dan memikirkan bisnis model yang baru, untuk beradaptasi dengan perubahan yang sangat deras ini. Tidak bisa dianggap enteng perkembangan ini, bila tidak ingin tergilas dengan perubahan yang sangat cepat ini, para pebisnis sebaiknya segera melakukan transformasi agar memiliki kemampuan bersaing dengan perusahaan–perusahaan e-commerce.

Fadjar Ari DewantoFadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group